Sekjen PBB khawatir atas memburuknya ketahanan pangan di Sudan
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, mengungkapkan kekhawatirannya atas memburuknya ketahanan pangan di Sudan. Sudan, negara yang telah lama dilanda konflik dan krisis politik, kini menghadapi masalah serius dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi penduduknya.
Guterres menyoroti bahwa lebih dari 9 juta orang di Sudan membutuhkan bantuan pangan mendesak, dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan berlanjutnya konflik dan krisis ekonomi di negara tersebut. Selain itu, dampak pandemi COVID-19 juga telah memperburuk situasi kemanusiaan di Sudan, dengan banyak orang kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan mereka.
Ketahanan pangan yang buruk di Sudan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti perubahan iklim, kekurangan air, dan kemiskinan yang meluas. Banyak petani di Sudan kesulitan mengakses input pertanian yang diperlukan, seperti bibit, pupuk, dan pestisida, yang menyebabkan produksi pertanian menjadi terhambat.
Guterres menekankan pentingnya bantuan internasional dalam mengatasi masalah ketahanan pangan di Sudan. PBB dan organisasi bantuan kemanusiaan lainnya telah bekerja keras untuk memberikan bantuan pangan kepada jutaan orang yang membutuhkannya di Sudan, namun masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang memadai terhadap makanan.
Selain itu, Guterres juga menyerukan dukungan internasional untuk membangun ketahanan pangan jangka panjang di Sudan. Hal ini meliputi upaya untuk meningkatkan akses petani ke input pertanian, mendukung program-program pengembangan pertanian berkelanjutan, dan memperkuat infrastruktur pertanian di negara tersebut.
Ketahanan pangan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam menjaga kesejahteraan dan keamanan masyarakat. Dengan memperbaiki ketahanan pangan di Sudan, kita dapat membantu mengurangi tingkat kelaparan, kemiskinan, dan konflik di negara tersebut. Semua pihak, termasuk pemerintah Sudan, organisasi internasional, dan masyarakat internasional, perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang memadai terhadap makanan.