Rusia sebut ledakan penyeranta di Lebanon adalah perang hibrida
Rusia baru-baru ini menyebut ledakan penyerang di Lebanon sebagai perang hibrida, mengindikasikan bahwa peristiwa tersebut mungkin melibatkan lebih dari sekadar serangan fisik biasa. Ledakan yang terjadi di ibu kota Beirut pada 4 Agustus lalu telah menewaskan setidaknya 200 orang dan melukai ribuan lainnya.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, mereka memiliki alasan untuk percaya bahwa ledakan tersebut adalah bagian dari perang hibrida yang sedang berlangsung di Timur Tengah. Perang hibrida sendiri merupakan strategi militer yang menggabungkan elemen perang konvensional dan non-konvensional, seperti propaganda, sabotase, dan serangan cyber.
Rusia telah lama dikenal sebagai pendukung rezim Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad, dan telah terlibat dalam konflik di negara tersebut sejak tahun 2015. Mereka telah menyediakan dukungan militer dan politik yang signifikan bagi pemerintah Suriah dalam upaya mereka untuk menghancurkan pemberontakan yang didukung oleh negara-negara Barat.
Sejak ledakan tersebut terjadi, banyak spekulasi dan teori konspirasi muncul mengenai asal usulnya. Beberapa mengaitkan ledakan tersebut dengan kelalaian pemerintah Lebanon, sementara yang lain berpendapat bahwa itu adalah serangan asing yang direncanakan dengan sengaja.
Namun, Rusia sekarang mengklaim bahwa ledakan itu mungkin merupakan bagian dari perang hibrida yang sedang berlangsung di kawasan tersebut. Mereka menegaskan bahwa mereka akan terus menyelidiki insiden tersebut dan bekerja sama dengan pihak berwenang Lebanon untuk menemukan pelaku dan motif di balik serangan tersebut.
Komentar Rusia ini telah menimbulkan kekhawatiran baru tentang eskalasi konflik di Timur Tengah, di mana kehadiran aktor-aktor regional dan internasional telah membuat situasi semakin rumit dan sulit untuk diatasi. Dengan perang hibrida yang menjadi semakin umum di konflik modern, para pemimpin dunia harus bekerja sama untuk mencegah penyebaran kekerasan dan menghindari tragedi serupa di masa depan.