Rupiah melemah ke Rp15.691 saat pasar waspadai sentimen “hawkish” Fed
Rupiah melemah ke Rp15.691 per dolar pada perdagangan Kamis (2/12/2021), saat pasar keuangan global waspada terhadap sentimen “hawkish” dari Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat.
Sentimen hawkish dari Fed merujuk pada kebijakan moneter yang lebih ketat, seperti kenaikan suku bunga atau pengurangan stimulus moneter, untuk mengendalikan inflasi yang terus meningkat. Hal ini dapat memicu investor untuk mengalihkan investasinya ke aset-aset yang lebih aman, seperti dolar AS, dan meninggalkan aset-aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah.
Selain itu, kekhawatiran tentang penyebaran varian baru virus corona yang lebih menular dan resisten terhadap vaksin juga turut mempengaruhi sentimen pasar global. Hal ini membuat investor lebih cemas dan cenderung mengurangi risiko, termasuk dengan menjual aset-aset berisiko seperti mata uang negara berkembang.
Rupiah sendiri telah mengalami tekanan sejak beberapa waktu terakhir, seiring dengan meningkatnya tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga global. Bank Indonesia (BI) telah melakukan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, termasuk dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing.
Namun, tekanan terhadap rupiah masih terus berlanjut, terutama dengan memburuknya sentimen pasar global. BI pun diharapkan untuk terus memantau perkembangan ekonomi global dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Bagi para pelaku pasar, terutama para investor, penting untuk tetap waspada terhadap berbagai risiko yang ada di pasar keuangan global. Diversifikasi portofolio investasi dan memperhatikan berita ekonomi dan keuangan terkini dapat membantu mengurangi risiko dan melindungi aset dari fluktuasi pasar yang tidak terduga.