Indonesia-Sri Lanka peringati 50 tahun jatuhnya pesawat jemaah haji
Indonesia dan Sri Lanka baru-baru ini memperingati 50 tahun jatuhnya pesawat jemaah haji yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang pada tahun 1971. Tragedi ini menjadi salah satu kejadian paling memilukan dalam sejarah kedua negara tersebut, dan hingga kini masih menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi keluarga korban dan masyarakat Indonesia dan Sri Lanka.
Pada tanggal 22 Juni 1971, pesawat Douglas DC-8 milik maskapai Garuda Indonesia jatuh di dekat Bandara Internasional Colombo, Sri Lanka, saat dalam perjalanan pulang dari Mekah setelah menyelesaikan ibadah haji. Pesawat tersebut membawa 249 penumpang, termasuk jemaah haji Indonesia dan Sri Lanka, serta 19 awak pesawat. Tragedi ini mengakibatkan seluruh penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan yang disebabkan oleh cuaca buruk dan kesalahan pilot.
Peringatan 50 tahun jatuhnya pesawat jemaah haji ini diadakan sebagai bentuk penghormatan bagi para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Acara peringatan diadakan di Colombo, Sri Lanka, dan dihadiri oleh pejabat pemerintah, diplomat, dan keluarga korban dari kedua negara. Mereka mengenang para korban dengan doa, tarian tradisional, dan pembacaan penghormatan.
Tragedi jatuhnya pesawat jemaah haji ini juga mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dalam penerbangan dan perlunya penerapan standar keselamatan yang ketat. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi industri penerbangan untuk terus meningkatkan keamanan dan keselamatan dalam setiap penerbangan.
Selama 50 tahun berlalu, kenangan akan tragedi ini masih tetap segar di hati keluarga korban dan masyarakat Indonesia dan Sri Lanka. Peringatan ini menjadi momen untuk mengenang para korban dan mendoakan agar mereka mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan. Semoga tragedi ini tidak terulang lagi di masa depan, dan keselamatan menjadi prioritas utama dalam setiap perjalanan udara.