BPS: “Volatile food” alami deflasi 0,98 persen pada Juni 2024
Biro Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indeks Harga Pangan (IHP) atau “Volatile food” mengalami deflasi sebesar 0,98 persen pada bulan Juni 2024. Deflasi ini terjadi setelah pada bulan sebelumnya, Mei 2024, terjadi inflasi sebesar 0,12 persen.
Volatile food merupakan salah satu komponen yang diukur dalam menghitung inflasi atau deflasi di Indonesia. Komponen ini mencakup harga-harga pangan yang cenderung fluktuatif atau tidak stabil, seperti harga beras, daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan.
Deflasi pada volatile food pada bulan Juni 2024 didorong oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan. BPS mencatat bahwa harga beras, daging sapi, dan ayam mengalami penurunan, serta harga sayuran dan buah-buahan juga turun pada bulan tersebut.
Meskipun deflasi pada volatile food dapat memberikan dampak positif bagi konsumen karena daya beli mereka akan lebih tinggi, namun deflasi juga dapat menunjukkan adanya perlambatan ekonomi. Para ekonom dan analis biasanya mengawasi perkembangan inflasi dan deflasi untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi ekonomi suatu negara.
Selain itu, deflasi pada volatile food juga dapat memengaruhi perekonomian secara keseluruhan, terutama bagi para petani dan produsen pangan. Penurunan harga pangan dapat mengurangi pendapatan para petani dan produsen, sehingga perlu adanya kebijakan yang tepat untuk menjaga keberlangsungan produksi pangan.
Dengan adanya deflasi pada volatile food pada bulan Juni 2024, diharapkan pemerintah dapat melakukan langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mendukung kelangsungan produksi pangan di Indonesia. Selain itu, konsumen diharapkan dapat memanfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan daya beli dan menghemat pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.