Blinken: Iran, Lebanon, Hizbullah tidak ingin perluas konflik Gaza
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, baru-baru ini mengungkapkan kekhawatiran atas kemungkinan perluasan konflik di Timur Tengah setelah serangkaian serangan udara yang dilancarkan oleh Israel terhadap Gaza. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Blinken menegaskan bahwa Iran, Lebanon, dan Hizbullah tidak ingin melibatkan diri dalam konflik tersebut.
Blinken menyatakan bahwa AS telah melakukan upaya diplomatik intensif untuk mencegah eskalasi lebih lanjut di wilayah tersebut. Dia juga menggarisbawahi pentingnya menemukan jalan keluar yang damai dan berkelanjutan untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Meskipun Iran, Lebanon, dan Hizbullah telah mengecam serangan Israel terhadap Gaza, Blinken yakin bahwa mereka tidak akan terlibat secara langsung dalam konflik tersebut. Iran dan Hizbullah telah lama menjadi pendukung utama Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, namun mereka mungkin tidak ingin mengambil risiko terlibat dalam konfrontasi langsung dengan Israel.
Lebanon juga telah menyatakan solidaritas dengan Palestina, namun dengan situasi politik dan ekonomi yang sudah sangat rapuh di negara tersebut, kemungkinan terlibat dalam konflik bersenjata di wilayah tersebut tampaknya sangat kecil.
Blinken menekankan bahwa solusi jangka panjang untuk konflik Israel-Palestina harus melibatkan negara-negara regional, termasuk Iran, Lebanon, dan Hizbullah. Dia juga menyatakan dukungan AS untuk negosiasi yang dipimpin oleh kuartet diplomatik (AS, Uni Eropa, Rusia, dan PBB) untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Meskipun situasi di Gaza terus memanas, harapan masih ada untuk mencapai kesepakatan damai yang bisa mengakhiri pertumpahan darah dan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina dan Israel. Dengan upaya diplomatik yang terus dilakukan oleh AS dan negara-negara lainnya, semoga konflik ini bisa segera diselesaikan dan perdamaian bisa terwujud di Timur Tengah.