
Blinken: AS tahan pengiriman bom seberat 907 kg ke Israel
Menlu AS, Antony Blinken, mengumumkan bahwa pemerintahannya telah menyetujui penjualan senjata senilai $735 juta kepada Israel, termasuk pengiriman bom seberat 907 kg yang dikenal sebagai JDAM (Joint Direct Attack Munition).
Keputusan ini menuai kontroversi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina, serta kritik terhadap serangan udara Israel yang menyebabkan korban sipil di Jalur Gaza. Beberapa anggota Kongres AS bahkan mengecam penjualan senjata ini, menyebutnya sebagai tindakan yang tidak etis dan tidak progresif.
Namun, Blinken membela keputusan pemerintahannya dengan alasan bahwa penjualan senjata tersebut bertujuan untuk memperkuat pertahanan Israel dan membantu negara itu melindungi diri dari ancaman yang ada. Dia juga menegaskan bahwa AS tetap berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah Timur Tengah.
Meskipun demikian, keputusan ini tetap menimbulkan pertanyaan tentang peran AS dalam konflik Israel-Palestina dan apakah penjualan senjata akan membantu menyelesaikan konflik tersebut atau justru memperburuk situasi.
Sebagai Menlu AS yang baru, Blinken dihadapkan pada tugas yang sulit dalam menangani konflik di Timur Tengah dan menjaga hubungan dengan sekutu AS di wilayah tersebut. Keputusan untuk menyetujui penjualan senjata ke Israel merupakan langkah yang akan diawasi dengan ketat oleh masyarakat internasional dan menjadi ujian bagi diplomasi AS di masa mendatang.