115 anggota parlemen Prancis minta Macron setop jual senjata ke Israel
Sebanyak 115 anggota parlemen Prancis telah menandatangani sebuah petisi yang menyerukan Presiden Emmanuel Macron untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel. Tindakan ini diambil sebagai respons terhadap serangan militer Israel terhadap Palestina yang telah menewaskan ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Dalam petisi tersebut, para anggota parlemen mengecam keras tindakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional dan menyebabkan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya bagi rakyat Palestina. Mereka juga menyerukan agar Prancis turut bertanggung jawab atas penjualan senjata yang digunakan oleh Israel dalam serangan tersebut.
Penjualan senjata Prancis ke Israel telah menjadi perdebatan kontroversial selama bertahun-tahun, dengan banyak pihak yang menuduh Prancis mendukung pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina. Para pengkritik juga menyoroti fakta bahwa senjata yang dijual oleh Prancis dapat digunakan untuk menindas dan menyerang warga sipil.
Meskipun pemerintah Prancis telah mengeluarkan pernyataan kecaman terhadap serangan Israel terhadap Palestina, namun belum ada langkah konkret yang diambil untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel. Petisi yang ditandatangani oleh 115 anggota parlemen Prancis ini diharapkan dapat memberikan tekanan tambahan kepada pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih tegas dalam menanggapi konflik di Timur Tengah.
Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang menyadari pentingnya menuntut akuntabilitas dari negara-negara yang terlibat dalam penjualan senjata ke pihak yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia. Dengan adanya tekanan dari dalam negeri, diharapkan Prancis dapat mempertimbangkan ulang kebijakannya dalam menjual senjata ke Israel dan memastikan bahwa senjata yang dijual tidak digunakan untuk melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional.