Moskow berjanji untuk terus tanggapi kebijakan ‘anti-Rusia’ Jepang
Moskow baru-baru ini berjanji untuk terus merespons kebijakan “anti-Rusia” yang diambil oleh Jepang. Hal ini muncul setelah Jepang mengumumkan langkah-langkah baru yang ditujukan untuk menghadapi ancaman yang dianggap berasal dari Rusia.
Kedua negara telah lama memiliki hubungan yang tegang, terutama terkait dengan sengketa wilayah di Kepulauan Kuril. Jepang telah menuntut kedaulatan atas empat pulau di kepulauan tersebut yang dikuasai oleh Rusia sejak Perang Dunia II. Namun, Rusia telah menolak klaim tersebut dan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menyerahkan wilayah tersebut.
Sementara itu, Jepang juga khawatir dengan kehadiran militer Rusia di wilayah Asia Timur. Moskow telah meningkatkan kehadiran militer di wilayah tersebut, termasuk dengan menggelar latihan militer besar-besaran di Laut Jepang dan di wilayah sekitarnya. Hal ini membuat Jepang merasa terancam dan mengambil langkah-langkah untuk menghadapi ancaman tersebut.
Dalam menghadapi kebijakan “anti-Rusia” yang diambil oleh Jepang, Moskow telah menyatakan bahwa mereka akan terus merespons dengan cara yang diperlukan. Mereka juga menegaskan bahwa mereka tidak akan mengubah kebijakan luar negeri mereka terkait dengan wilayah Kuril.
Meskipun hubungan antara kedua negara tetap tegang, mereka juga telah menunjukkan upaya untuk meningkatkan kerja sama di bidang lain. Kedua negara telah berdiskusi tentang kerja sama ekonomi dan investasi, serta kerja sama dalam bidang energi dan infrastruktur.
Meskipun demikian, sengketa wilayah dan ketegangan militer tetap menjadi isu utama dalam hubungan antara Rusia dan Jepang. Kedua negara akan terus berupaya untuk mencari solusi yang dapat mengatasi perbedaan mereka, namun proses tersebut kemungkinan akan memerlukan waktu dan kompromi dari kedua belah pihak.