Mantan PM Bangladesh tuduh AS terlibat dalam penggulingannya
Mantan Perdana Menteri Bangladesh, Khaleda Zia, baru-baru ini menuduh Amerika Serikat terlibat dalam penggulingannya dari jabatan perdana menteri pada tahun 2007. Zia, yang merupakan ketua Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), mengatakan bahwa AS telah berkonspirasi dengan pemerintah Bangladesh saat itu untuk menjatuhkannya dari kekuasaan.
Pernyataan kontroversial ini disampaikan oleh Zia dalam sebuah wawancara dengan sebuah stasiun televisi lokal. Dia mengklaim bahwa AS telah memberikan dukungan kepada pemerintah Bangladesh pada saat itu untuk menggulingkannya dan mengamankan kekuasaan mereka. Zia juga menambahkan bahwa AS telah melakukan intervensi dalam urusan dalam negeri Bangladesh, yang menurutnya merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan negara.
Tuduhan Zia ini telah menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah AS. Dalam sebuah pernyataan resmi, Kedutaan Besar AS di Dhaka menegaskan bahwa AS tidak pernah terlibat dalam urusan dalam negeri Bangladesh atau melakukan intervensi dalam politik negara tersebut.
Pengunduran diri Khaleda Zia dari jabatan perdana menteri pada tahun 2007 terjadi setelah protes massal yang dipicu oleh tuduhan korupsi terhadapnya. Dia kemudian dijatuhi hukuman penjara selama 17 tahun dalam kasus korupsi tersebut. Namun, Zia dan pendukungnya telah lama menduga adanya konspirasi politik yang melibatkan AS dan pemerintah Bangladesh pada saat itu.
Meskipun tuduhan Zia terhadap AS masih menjadi perdebatan, hal ini menunjukkan bahwa politik Bangladesh tetap dipenuhi dengan ketegangan dan konflik. Dengan adanya tuduhan seperti ini, hubungan antara Bangladesh dan AS bisa menjadi semakin tegang dan kompleks.
Sementara itu, pemerintah Bangladesh sendiri telah menegaskan bahwa mereka tidak akan mengakui tuduhan Zia dan tidak akan membiarkan ketegangan dengan AS merusak hubungan kedua negara. Namun, pernyataan kontroversial ini tetap mengguncang dunia politik Bangladesh dan menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas politik negara tersebut di masa depan.