
Beijing jawab calon Menlu AS soal China jadi musuh paling berbahaya
Beijing, China – Calon Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menghadapi pertanyaan yang menantang dalam sidang konfirmasi Senat mengenai hubungan AS-China. Salah satu pertanyaan yang diajukan kepada Blinken adalah apakah China dianggap sebagai musuh paling berbahaya bagi Amerika Serikat.
Dalam jawabannya, Blinken menyatakan bahwa China merupakan salah satu tantangan terbesar bagi AS, namun tidak secara langsung menyebut China sebagai musuh paling berbahaya. Dia menyebut China sebagai pesaing ekonomi yang kuat dan negara otoriter yang menimbulkan ancaman terhadap nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia.
Blinken juga menegaskan pentingnya untuk membangun koalisi internasional yang kuat untuk menangani berbagai tantangan yang dihadapi oleh China, termasuk isu perdagangan, hak asasi manusia, dan keamanan regional. Dia menyatakan bahwa AS harus bekerja sama dengan sekutu-sekutu tradisionalnya, seperti Jepang, Australia, dan Eropa, untuk menekan China agar bertindak sesuai dengan norma internasional.
Pertanyaan mengenai hubungan AS-China menjadi semakin relevan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara tersebut, terutama dalam hal perdagangan, teknologi, dan keamanan regional. China telah menjadi fokus utama kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, dan diharapkan bahwa hubungan AS-China akan tetap menjadi prioritas di bawah pemerintahan Joe Biden.
Dengan jawaban Blinken yang menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam menangani China, diharapkan bahwa AS dapat membangun strategi yang efektif untuk menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh China. Semoga dengan upaya bersama dari AS dan sekutu-sekutunya, dapat diciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia-Pasifik dan seluruh dunia.